Entertainment

Fun & Fashion

International

Latest Updates

World Heritage Taman Nasional Ujung Kulon Dalam Souvenir SUROSOWAN KAOS BANTEN

02.19

Taman Nasional Ujung Kulon– Kabupaten Pandeglang – Banten – Indonesia


Taman nasional yang berada di Provinsi Banten [dulu termasuk Provinsi Jawa Barat] ini dinamai Ujung Kulon lantaran letaknya di ujung Pulau Jawa bagian barat. Taman nasional ini mulai dikembangkan sebagai kawasan cagar alam sejak tahun 1820-an, atau setelah munculnya gagasan dari para sarjana kolonial Hindia-Belanda yang datang ke Pulau Jawa untuk menciptakan kawasan konservasi alam di Ujung Kulon. Sarjana-sarjana kolonial yang sebagian besar merupakan anggota Organization for Scientific Research in Netherlands Indies ini di antaranya merupakan ahli botani, satwa, geografi, oceanografi, dan geologi. Oleh karenanya, penemuan kawasan ini merupakan lahan emas bagi pengembangan sains mereka.


Setelah berlabuh di semenanjung Pulau Jawa bagian barat, mereka melihat keelokan alam—dengan berbagai jenis tanaman tropis dan binatang—khas Pulau Jawa yang belum pernah mereka jumpai sebelumnya. Mereka melakukan ekspedisi dan eksplorasi alam di Ujung Kulon dengan mendokumentasikan [melakukan pencatatan-pencatatan] dan mengoleksi segala sesuatu yang dianggap asing dan penting dalam khazanah keilmuan mereka. Akhirnya, mereka menggagas untuk menetapkan kawasan—yang mencakup Gunung Krakatau, Pulau Panaitan, Pulau Handeuleum, dan Pulau Peucang—ini sebagai salah satu domain riset dan pengembangan ilmu alam di Asia-Pasifik.
Kendati motivasi utama mereka adalah untuk pengembangan sains, pemerintah kolonial menganggap aktivitas mereka merusak ekosistem kawasan Ujung Kulon. Sebagaimana tertulis dalam catatan sejarah kolonial, selain melakukan riset, para sarjana tersebut juga melakukan perburuan-perburuan terhadap berbagai satwa sebagai upaya memperbanyak koleksi museum-museum sains di negara asal mereka dan ini berlangsung hingga puluhan tahun lamanya [1853—1910]. Memasuki tahun 1910, pemerintah kolonial Hindia-Belanda mengeluarkan kebijakan untuk melindungi kawasan Ujung Kulon yang makin hari semakin rusak. Kendati demikian, aktivitas pengrusakan ekosistem di Ujung Kulon itu tetap berlangsung hingga sebelum Perang Eropa II pecah di tahun 1939.

Setelah terbentuknya negara Republik Indonesia [RI] di tahun 1945, kawasan Ujung Kulon yang tadinya terbengkalai mulai diperhatikan lagi. Pada tahun 1958 pemerintah RI menetapkan kawasan ini sebagai kawasan cagar alam, kendati belum digarap dengan serius. Departemen Kehutanan mengupayakannya dengan mengusulkan ke UNESCO agar area taman nasional ini dijadikan sebagai world heritage site pada kategori hutan bercurah hujan tinggi di dataran rendah terluas di Jawa. Akhirnya, pada tahun 1992 Taman Nasional Ujung Kulon diresmikan sebagai sebuah situs cagar alam dunia oleh UNESCO. Kini, taman nasional ini berada di bawah pengelolaan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Bila ditilik secara historis, Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia. Taman ini merupakan cikal-bakal beberapa taman nasional di Indonesia, seperti Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara atau kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara.

Selain nilai historisnya, kawasan ini memiliki zona inti seluas kurang lebih 120.551 ha yang terbagi menjadi 76.214 ha berupa daratan dan 44.337 ha berupa lautan dan daerah berbatu karang. Zona inti yang berfungsi sebagai cagar alam dan suaka margasatwa ini memiliki berbagai macam keistimewaan, di antaranya keanekaragaman jenis biota laut, darat, dan satwa langka.

Satwa langka yang dimaksud di atas salah satunya adalah badak Jawa bercula satu [rhinoceros sondaicus] atau yang biasa disebut bacusa. Hewan langka ini merupakan salah satu ciri khas Taman Nasional Ujung Kulon dengan tingkat populasi sekitar 50—60 ekor. Habitat lain dengan populasi lebih rendah [kurang dari 10 ekor] berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam. Populasi satwa yang termasuk kategori hewan purba tersebut kini terancam punah karena tindakan para kolektor cula [tanduk] badak, namun wisatawan masih dapat menyaksikan wujud dan kehidupan mereka di sini. Di kawasan ini, terdapat beberapa satwa liar dan langka lainnya, seperti rusa, mancak, banteng Jawa (bos javanicus), primata [monyet dan simpanse], babi hutan, rase lemur, lutung (presbytis cristata), gibon Jawa (hylobates moloch), anjing hutan (coun alpinus), kucing batu (felis bengalensis), harimau (panthera trigis), suruli (presbity aygula), dan 270 jenis burung.

Kekayaan lainnya berupa biota laut, salah satunya ialah keindahan terumbu karang yang menjadi sumber makanan dan tempat berlindungnya ribuan jenis ikan laut. Karenanya, konservasi terhadap terumbu karang menjadi perhatian besar pengelola taman nasional. Pesan yang ingin disampaikan oleh pengelola pada wisatawan ialah rusaknya terumbu karang berarti juga ancaman bagi ekosistem ribuan ikan yang ada di zona laut di kawasan taman nasional ini.

Kekayaan lain yang juga menjadi keistimewaan kawasan ini ialah tumbuhnya berbagai vegetasi tropis di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon—di area hutan lindung yang di dalamnya terdapat gunung dan pulau-pulau. Taman nasional ini memiliki lebih dari 700 spesies tanaman di mana sedikitnya 57 jenis dari jumlah keseluruhan termasuk dalam klasifikasi tanaman langka di Jawa, bahkan di dunia. Kelestarian berbagai tanaman ini terus dijaga karena memengaruhi lestarinya alam secara keseluruhan, seperti kehidupan hewan, kesuburan tanah, keasrian kawasan, dan bersihnya udara dari pengaruh polusi udara. Wisatawan tak hanya akan menjelajahi dan menikmati kawasan dengan kekayaan alam yang sangat mengesankan tersebut, melainkan juga dapat belajar bagaimana menghargai alam.

Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon masuk wilayah administrasi Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia.

Bila wisatawan dari Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten, hanya memakan waktu sekitar 2—3 jam perjalanan darat dengan kendaraan pribadi atau bus yang menyusuri jalan antarprovinsi menuju ke arah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang (batas timur taman nasional). Atau, jika wisatawan berada di Kota Tangerang, perjalanan jalur darat diperlukan kurang lebih 4 jam menggunakan bus atau kendaraan bermotor. Sesampainya di sana, wisatawan yang hendak menuju Pulau Peucang, Pulau Handeuleum, dan Pulau Panaitan harus menyebrang laut dengan speed boat. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa speed boat masih dalam konfirmasi.

Kawasan ini dilengkapi dengan jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih yang memadai bagi wisatawan. Pilihan penginapan dari berbagai model [hotel, motel, homestay, maupun cottage] dengan variasi harga sewa dapat ditemukan di Tamanjaya [masih dalam area taman nasional], Pulau Peucang [dengan tarif menginap berkisar Rp 150.000—Rp 500.000], dan Pulau Handeuleum. Ada penginapan, tentu ada pula rumah makan. Di kawasan ini, restoran ataupun café menyuguhkan berbagai pilihan menu masakan khas Nusantara maupun yang bercitarasa internasional. Di samping itu, juga tersedia jasa informasi, pemandu wisata, dan fasilitas kapal kecil [speed boat] bagi wisatawan yang ingin menjelajahi antarpulau di kawasan taman nasional ini. Ada fasilitas langsung ketika wisatawan membeli tiket masuk taman nasional ini, yakni wisatawan secara otomatis mendapat jasa asuransi.

Anyer TEMPOE DOELOE dalam Souvenir Kaos Banten

22.47
ANYER adalah salah satu kota kecil yg  terletak di bibir laut Selat Sunda Serang-Banten indonesia. Konon kabarnya menurut sejarah, dulu kota Anyer tersebut namanya bukanlah Anyer tetapi SUDIMAMPIR dan ANYER kalau diartikan kedalam bahasa indonesia  berarti{BARU}.  



Beralihnya nama Anyer dari nama Sudi Mampir itu baru kemudian setelah terjadi meletusnya gunung merapi Krakatau pada tahun 1883 yg amat dahsyat.
ANYER adalah merupakan salah satu kata keterangan yg asal mulanya adalah ANYAR, peralihan lafal dari kata Anyar ke kata Anyer itu disebabakan oleh beberapa  faktor dan diantaranya adalah banyaknya bahasa didaerah tersebut.

Dari sekilas cerita tersebut diatas, kami mendapatkan ide untuk membuat produk/tanda mata/Souvenir, berupa kaos. Yang kami sepakati nama i-con tanda mata tersebut adalah SUROSOWAN KAOS BANTEN, Kaosnya wong Banten. Kini Banten mempunyai i-con SOUVENIR KAOS ETNIK seperti di Bali dengan Jogernya, di Bandung dengan C59 nya, di Jogyakarta dengan Dagadunya, maka di Banten dengan SUROSOWAN KAOS BANTEN nya. Kiranya hal kecil dari kami ini dapat turut serta bersinergi dengan program pemerintah Provinsi Banten yang sedang gencar-gencarnya mempromosikan pariwisata di Banten. Sukses Pariwisata Banten… Sukses SOUVENIR KAOS BANTEN…

Anyer Tempoe Doeloe_by : Charles William Meredith Van D'Velde - 1843

De Groote Postweg Anjer Panaroekan 1885 dalam Souvenir Kaos Banten

22.40

De Groote Postweg Anjer Panaroekan bisa anda dapatkan dalam tanda mata Surosowan Kaos Banten untuk oleh-oleh bagi wistawan domestik maupaun mancanegara yang berkunjung ke Banten... atau juga buat semua WONG BANTEN... Agar tetap semangat mencintai Banten

De Groote Postweg Anjer Panaroekan Jadi Icon Wisata Anyer - Carita
Pemerintah Provinsi Banten akan menjadikan Mercusuar Anyer sebagai icon wisata di kawasan Anyer-Carita, sebagai daya tarik tersendiri kepada wisatawan asing maupun domestik yang berkunjung ke kawasan tersebut.




Mercusuar yang terletak di Desa Cikoneng, atau di Pantai Anyer Kidul ini ditetapkan sebagai icon wisata, Mercusuar Anyer merupakan mercusuar tertua kedua di Indonesia itu, dengan tanpa merubah bentuk aslinya dan dikemas dengan berbagai informasi yang berhubungan dengan sejarah mercusuar itu sendiri, serta informasi lain yang berkaitan dengan pariwisata. Di sekitar mercusuar tersebut juga akan ditampilkan berbagai kesenian khas Banten pada hari-hari libur atau hari-hari tertentu, seperti permainan angklung atau atraksi debus.
Mendukung penampilan kesenian, juga disajikan berbagai Souvenir Khas Banten (SUROSOWAN KAOS BANTEN) serta makanan khas Banten di tiap-tiap hotel dan restoran di sekitarnya, dalam bentuk wisata kuliner, seperti sate bandeng atau nasi bakar.
Menampilkan berbagai hiburan tradisional serta Souvenir Khas Banten dan makanan tradisional adalah upaya pemerintah Provinsi Banten dan instansi terkait lainnya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banten. Bangunan mercusuar Anyer ini terletak di Pantai Anyer Kidul, sekitar 38 km dari kota Serang.
Mercusuar ini adalah bangunan pengganti menara yang pernah ada sebelumnya yang hancur pada 1883 akibat letusan Gunung KRAKATAU. Sisa pondasi mercusuar lama masih terlihat di bibir pantai yang terdiri atas struktur bata.
Mercusuar ini memiliki ketinggian 75,5 meter yang terbagi menjadi 18 lantai, di setiap lantai terdapat tangga untuk menuju ke lantai berikutnya. Terdapat jendela di setiap lantai dan di lantai teratas (18) terdapat lampu suar dengan penutup setengah bola yang dapat berputar 360 derajat. Bangunan ini tersusun atas lempengan-lempengan baja.

Mercusuar Anyer dikenal juga sebagai titik NOL KILOMETER JALAN POS ANYER-PANARUKAN yang dibuat atas perintah GUBERNUR JENDERAL DAENDELS sepanjang kurang lebih 1000 km. Jalan ini hanya dikerjakan dalam waktu satu tahun dengan mengorbankan ribuan rakyat Banten yang dijadikan pekerja rodi.

Peluang dan Prospek Bisnis Souvenir Kaos Etnik Surosowan Banten

22.26

Anyer, salah satu wilayah yang terkenal dengan pantainya, Mercusuar Anyer yang diresmikan  pada tahun 1885, juga kini menjadi icon pariwisata di Banten.
Prospek bisnis kaos sangat menjanjikan jika dikelola dengan manajemen yang baik. Sekarang ini kebutuhan masyarakat akan kaos sangat tinggi. Lihat saja berapa banyak yang menggunakan kaos dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya anak muda saja yang menyukai jenis pakaian ini, hampir semua golongan umur kalau ditanya pasti akan menjawab suka dan memiliki kaos.


Selain faktor diatas, peningkatan kebutuhan kaos juga karena selain fungsi dasarnya sebagai pakaian yaitu melindungi badan kita, saat ini kaos juga telah dijadikan sebagai media promosi. Selain itu banyak juga perusahaan yang memanfaatkan kaos sebagai sarana promosi. Kaos dibagikan sebagai souvenir ataupun hadiah dengan harapan pesan yang tertera di kaos banyak dilihat orang.

Mengingat faktor tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa bisnis kaos mempunyai prospek cerah di masa mendatang dengan catatan, selalu berinovasi dari segi model, design, bahan, pemilihan warna, dan tentunya faktor harga. Bisnis kaos harus memperhatikan pangsa pasarnya. Jika untuk kalangan anak muda yang kebanyakan kondisi keuangannya masih pas-pasan, perlu produksi kaos dengan seefisien mungkin sehingga memiliki harga jual yang kompetitif.  Karena tanpa disadari persaingan kompetitor lain juga sangat ketat. Harus pandai-pandai memenej jika ingin sukses di bisnis kaos.

Dalam hal pemasaran juga perlu dikembangkan sebuah sistem pemasaran yang bisa menguntungkan. Bisa dengan konsinyasi, sistem reseller atau pun langsung ke konsumen dengan membuka outlet atau toko. Kalau menggunakan sistem konsinyasi dan reseller usahakan kedua belah pihak saling menguntungkan sehingga jalannya usaha bisnis kaos akan langgeng.

Pernahkah anda merasa kesulitan mencari souvenir yang menarik, khas, tahan lama, tidak mudah rusak, dimana setiap orang akan mudah mengenali bahwa souvenir anda berasal dari daereh tertentu?
Berbagai souvenir daerah yang sering kita jumpai, makanan/snack, gantungan kunci/aksesoris, kerajinan, kaos, dan banyak lagi macam souvenir yang ada. Dari berbagai macam souvenir tersebut, kaos etnik (daerah), bisa anda jadikan salah satu masukan menarik untuk anda jadikan pilihan sebagai buah tangan anda.

Wisata Souvenir Kaos Banten dan Wisata Ziarah Banten Lama

22.20

Masjid Agung Banten Lama menjadi pemandangan yang biasa terlihat pada setiap hari-hari besar agama Islam. Kompleks peninggalan Kesultanan Islam Banten memang lebih dikenal sebagai tempat berziarah.


Banten Lama menyimpan banyak cerita sejarah, tak sekadar tempat wisata ziarah. Memasuki pintu gerbang situs Banten Lama di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, sepintas terasa terbawa ke cerita masa lalu. Masa di mana Kesultanan Banten mengalami kejayaan pada abad XVI-XVIII Masehi.

Sisa bangunan tua mulai terlihat menyembul di antara rumpun padi di sebelah kiri jalan masuk. Bangunan itu merupakan sisa gapura Gedong Ijo, tempat tinggal para perwira kerajaan. Melaju beberapa meter dari gerbang, puing-puing reruntuhan bangunan besar mulai terlihat. Itulah Keraton Surosowan, kediaman para sultan Banten, dari Sultan Maulana Hasanudin pada tahun 1552 hingga Sultan Haji yang memerintah pada 1672-1687.

Semula, bangunan keraton yang seluas hampir 4 hektar itu bernama Kedaton Pakuwan. Terbuat dari tumpukan batu bata merah dan batu karang, dengan ubin berbentuk belah ketupat berwarna merah. Sisa bangunan yang kini masih bisa 
dinikmati adalah benteng setinggi 0,5-2 meter yang mengelilingi keraton dan sisa fondasi ruangan. Sisa pintu masuk utama di sisi utara kini tinggal tumpukan batu bata merah dan bongkahan batu karang yang menghitam.

Bangunan kolam persegi empat di tengah keraton merupakan pemandangan lain yang ada di dalam benteng. Menurut catatan sejarah, puing itu merupakan bekas kolam Rara Denok, pemandian para putri. Di bagian belakang atau di sisi selatan, terlihat pula sisa bangunan berbentuk kolam menempel pada benteng. Dahulu, kolam itu digunakan sebagai pemandian pria-pria kerajaan, yang disebut Pancuran Mas. Air yang dialirkan ke kolam Rara Denok dan Pancuran Mas berasal dari mata air Tasik Ardi, sebuah danau buatan yang berjarak sekitar 2,5 kilometer di sebelah selatan atau tepatnya barat daya keraton. Disalurkan ke keraton dengan menggunakan pipa yang terbuat dari tanah liat.

Sebelum masuk keraton, air dari Tasik Ardi harus melalui tiga kali proses penyaringan. Bangunan penyaringan itu disebut Pangindelan Abang, Pangindelan Putih, dan Pangindelan Mas. Saat ini lokasi Tasik Ardi masuk dalam wilayah Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu,Kabupaten Serang, yang dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi. Sementara itu, tiga bangunan pangindelan masih bisa dilihat di Jalan Purbakala, antara Keraton Surosowan dan Tasik Ardi. Sayangnya, sekarang jalan ini hanya bisa dilintasi sepeda karena warga masih menggunakan tempat itu sebagai jalan air di tengah persawahan.{mospagebreak}

Di sudut sebelah barat terlihat sebuah bangunan menyerupai cincin. Tempat itu disebut ruang Pasepen, yang digunakan sebagai tempat sultan beribadah. Bangunan keraton ini pertama kali dihancurkan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa pada 1680. Keraton dibumihanguskan saat Kesultanan Banten berperang melawan penjajah Belanda.

Simbol kebesaran kerajaan Islam Banten itu kembali dihancurkan pada 1813. Ketika itu, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Herman Daendels memerintahkan pasukannya untuk menghancurkan keraton karena Sultan Rafiudin (sultan terakhir Kerajaan Banten) tak mau tunduk pada perintah Belanda.

Reruntuhan bangunan keraton juga terlihat di bagian selatan Keraton Surosowan. Pada bagian depan terpancang papan bertuliskan ”Situs Keraton Kaibon”, dengan luas sekitar 2 hektar. Keraton ini dibangun pada 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu Sultan Muhammad Rafiuddin yang menjabat sebagai pemimpin pemerintahan karena putranya masih berusia lima tahun.

Bangunan bersejarah lain yang bisa dinikmati adalah Jembatan Rante, yang terletak di depan Keraton Surosowan, tepatnya di sebelah utara Masjid Agung Banten Lama. Jembatan hidraulis itu berdiri di atas kanal yang saat ini sudah menyempit dan berubah fungsi menjadi kubangan air.

Dahulu Jembatan Rante digunakan sebagai tempat pemeriksaan kapal-kapal yang keluar-masuk keraton. Jembatan ini akan terangkat jika ada kapal yang lewat dan akan kembali rata setelah kapal berlalu.

Salah satu bangunan yang masih berdiri kokoh adalah Masjid Agung Banten Lama, berikut menara setinggi 23 meter. Masjid inilah yang paling terkenal di Situs Banten Lama dan selalu penuh sesak oleh para peziarah, terutama pada peringatan hari-hari besar Islam.

Setelah melakukan wisata ziarah… bawalah pulang tanda mata kami Souvenir Kaos Banten – SUROSOWAN KAOS BANTEN

Situs Banten Lama Keraton Surosowan dalam Surosowan Kaos Banten

22.10

Anda dapat mengitari situs sejarah yang ada di Banten Lama diantaranya reruntuhan Keraton Surosowan dan satu bangunan eks Kesultanan Banten yaitu Menara Mesjid Banten yang menjadi icon atau lambang pada logo Provinsi Banten. Selain itu juga, anda dapat pula berkesempatan untuk wisata belanja. Oleh-oleh Khas Banten diantaranya Souvenir Kaos Banten dengan SUROSOWAN KAOS BANTEN nya.



Dan kami pun berharap setelah mengunjungi objek wisata di Banten tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, anda bisa mempromosikannya kembali kepada sanak keluarga, tetangga maupun kepada masyarakat lainnya di wilayah anda masing-masing.
 
Copyright © Surosowan Kaos Banten. Designed by OddThemes